BHINNEKASHUTTLE.COM – Gunung Puntang terletak di daerah bandung selatan,di tempat ini memiliki banyak sekali situs sejarah yang berkaitan dengan sejarah kolonialisme dan kerjaan di jawa barat. Konon katanya di tempat ini dulu terbangun stasiun radio bernama Stasiun Radio Malabar yang merupakan radio terbesar se-Asia Tenggara. Siaran Radio Malabar di klaim mampu mencapai kerajaan Belanda pada masanya.
SITUS GUNUNG PUNTANG
Situs Gunung Puntang terletak di komplek Gunung Malabar, Kabupaten Bandung dengan ketinggian 1.300 mdpl dengan suhu rata rata 18 – 23 derajat Celcius. Sedangkan puncak tertingginya yakni Puncak Mega memiliki tinggi 2222 mdpl. Gunung Puntang memiliki area yang cukup luas dan mampu digunakan sebagai area berkemah atau camping.
SITUS PENINGGALAN PRABU SILIWANGI
Ditempat ini terdapat gua, gua tersebut memiliki panjang sekitar 1 km dan terhubung menuju curug Siliwangi. Terdapat mitos siapa yang bisa menyelusuri gua dan sampai ke curug Siliwangi, maka akan mendapatkan ajimat dari peninggalan kerajaan Puntang. Menurut cerita rakyat Pasundan, konon Prabu Siliwangi dalam masa pelariannya telah membuat sebuah kerajaan di daerah itu dan diberi nama Negara Puntang.
Hal ini dibuktikan dengan diketemukannya beberapa onggok batu besar yang diduga ada kaitannya dengan sejarah Gunung Puntang (Negara Puntang). Onggokan batu tersebut antara lain batu Korsi, Batu kaca-kaca dan Batu Kompaan. Sampai saat ini belum ada penelitian lebih jauh terhadap penemuan onggokan batu tersebut.
RADIO MALABAR, RADIO TERBESAR SE-ASIA TENGGARA
Radio yang di klaim terbesar se-Asia Tenggara ini dibangun pada tahun 1923. Stasiun ini dilengkapi dengan pemancar buatan Telefunken dari Jerman dengan daya 3,5 megawatt.
Pemancar stasiun Radio Malabar didirikan oleh dr de Groot pada Mei 1923 di zaman Hindia Belanda. Konon, stasiun ini memiliki antena yang digunakan untuk memancarkan sinyal radio memiliki panjang 2 kilometer, membentang di antara gunung Malabar dan Halimun dengan ketinggian dari dasar lembah mencapai 500 meter. Antena pemancar itu digunakan sebagai komunikasi langsung dengan pihak Belanda yang berjarak sekitar 12 ribu kilometer. Letaknya yang dikelilingi pohon pinus dan berada sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut membuat bangunan itu menjadi tempat yang strategis untuk melakukan komunikasi pada zamannya.
Di antara puing-puing bangunan itu ada beberapa nama yang dahulunya bertugas menjalankan pemancar tersebut. Seperti Mr Han Moo Key, Mr Nelan, Mr Vallaken, Mr Bickman, Mr Hodskey, Ir Ong Keh Kong, serta masyarakat setempat. Kata “halo Bandung” yang dijadikan lirik lagu oleh Ismail Marzuki juga berawal dari siaran stasiun Radio Malabar ini.
Kawasan Radio Malabar ini ditemukan seorang penduduk bernama Utay Muchtar, setelah bertahun-tahun tidak ada yang mengetahuinya. Saat ditemukan, bangunan stasiun radio itu tinggal puing-puing. Diperkirakan bangunan tersebut hancur karena serangan Bandung Lautan Api.
Gunung Puntang ini terletak di daerah Cimaung, Kecamatan Banjaran, Kab. Bandung. Untuk mencapai lokasi ini bisa diakses dengan menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Arah yang dituju untuk mencapai lokasi ini adalah Banjaran atau kawasan Pangalengan. Berikut ini adalah rute singkat dari arah Kota Bandung : Kota Bandung – Kopo Sayati (melewati Miko Mall) – Katapang – Soreang (melewati kawasan Warung Lobak) – Banjaran (menuju kawasan Pangalengan).
Selain melewati arah Kopo Sayati menuju Soreang, untuk melewati kawasan ini juga bisa diakses dengan menggunakan jalur Dayeuh Kolot/Baleendah kemudian bertolak menuju kawasan Banjaran-Pangalengan. Dan Situs Gunung Puntang ini berada di jalur sebelah kiri dan dekat dengan Tugu Perintis yang ada di kawasan Cimaung, Banjaran.
Bagi Anda yang tinggal di daerah Jakarta dan sekitarnya, tidak perlu kawatir. Saat ini sudah banyak sekali operator Shuttle yang melayani Jurusan Jakarta – Bandung, maupun sebaliknya. jangan lupa, ketika Anda berkunjung ke obyek wisata untuk selalu menjaga kebersihan obyek wisatanya ya!
Semoga Berguna.
Senang Bisa Berbagi.
Senang Bisa Berbagi.
0 komentar:
Posting Komentar