Satu lagi tempat wisata menarik yang ada di Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah yakni wisata Gunung Beser. Obyek wisata berbasis desa yang baru beberapa bulan tengah digarap itu sudah mampu menyedot ratusan pengunjung setiap pekannya. Wisata yang terletak di Desa Lipursari, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo itu menawarkan keindahan pemandangan kota dan alam Wonosobo dari atas bukit. Bahkan sunrise luar biasa yang muncul di atas bebukitan sekaligus sunset di ufuk barat kota dingin itu bisa dinikmati juga. Hal itu menjadikan Gunung yang dihiasi pepohonan pinus serta kawasan perbukitan dengan ketinggian lebih dari 800 mdpl tampak berbeda dibandingkan wisata alam Wonosobo lainnya. Bukan hanya keindahan alamnya yang bikin menarik, menurut Sekretaris Desa setempat, Ahmad Zuhair, track yang mudah serta jarak tempuh yang tidak terlalu tinggi menjadikan tempat wisata yang sedang hits ini menjadi primadona wisatawan yang tak kuat jalan jauh bahkan bagi pendaki pemula sekalipun. “Rencananya di tahun ini kami akan persiapkan sampai matang dahulu. Baik sarana dan prasarananya maupun manajemennya. Targetnya akan kami launching secara besar-besaran tahun depan. Kami juga berencana memfungsikan kembali embung yang di bagian sekelilingnya akan diisi dengan wisata petik buah yang sudah ada, seperti durian, klengkeng, srikaya. Sedangkan yang lainnya seperti jambu Kristal, duku, dan salak juga akan disiapkan. Selama ini tarifya hanya sekedar parkir kendaraan dan pendapatan dikelola oleh pokdarwis di bawah Badan Usaha milik Desa (BUMDes),” ungkapnya kepada Wartawan (3/11)..
.
Berbagai potensi hasil bumi yang ada di Desa Lipursari juga sangat mendukung adanya wisata alam tersebut. Bahkan berbagai produk siap jual seperti gula jawa dan kuliner khas akan diproyeksikan menjadi ikon wisata Beser. Selama ini, lanjut Zuhair, gunung Beser banyak dikenal lewat Instagram dengan menyajikan banyak spot foto indah yang mampu menarik minat wisatawan. Dimana para wisatawan tersebut didominasi oleh pelajar dan kawula muda. “Untuk kuliner ada Cimplung (olahan singkong), Tiwul, Leye (nasi dari Singkong), Opak tudung, dan nantinya juga ada soto Lekuk. Pada intinya kami ingin mengangkat kuliner khas yang juga mewakili Wonosobo.
Berbagai potensi hasil bumi yang ada di Desa Lipursari juga sangat mendukung adanya wisata alam tersebut. Bahkan berbagai produk siap jual seperti gula jawa dan kuliner khas akan diproyeksikan menjadi ikon wisata Beser. Selama ini, lanjut Zuhair, gunung Beser banyak dikenal lewat Instagram dengan menyajikan banyak spot foto indah yang mampu menarik minat wisatawan. Dimana para wisatawan tersebut didominasi oleh pelajar dan kawula muda. “Untuk kuliner ada Cimplung (olahan singkong), Tiwul, Leye (nasi dari Singkong), Opak tudung, dan nantinya juga ada soto Lekuk. Pada intinya kami ingin mengangkat kuliner khas yang juga mewakili Wonosobo.
.
.
Beser juga dibantu dana desa sebesar 150 juta rupiah per tahun. Di tahun ini kami harapkan bisa persiapkan untuk fokus pengembangan area bumi perkemahan seluas 7 hektare, river tubing di kali putih, dan tentunya wisata alam pemandangan Beser sendiri,” imbuhnya.
.
.
Sementara itu potensi lain yang rencananya ingin diangkat menurut ketua Pokdarwis Genidiyansari Desa Lipursari, Ahmad Feri Rijeko, ialah suguhan kopi lokal yang selama ini masih minim ter-ekspos. Sehingga para pengurus Pokdarwis yang turut dibantu oleh sekdes mulai menggali potensi kopi setempat. Terlebih akses menuju Gunung Beser cukup dekat dari jalan raya leksono yang hanya membutuhkan waktu sekitar 25 menit dari jalan raya dengan menggunakan kendaraan. “Saat ini pengelolanya dari para pemuda ada sekitar 20an orang. Semoga setelah dibuka secara resmi bisa mengangkat perekonomian warga setempat. Kami juga ingin menyuguhkan produk khas, termasuk souvenir yang diawal ini sudah ada seperti gantungan kunci beserta stiker yang diproduksi pemuda. Semoga nanti juga ada kopi lokal,” pungkas pria yang akrab disapa Feri itu. (Ard)
Sementara itu potensi lain yang rencananya ingin diangkat menurut ketua Pokdarwis Genidiyansari Desa Lipursari, Ahmad Feri Rijeko, ialah suguhan kopi lokal yang selama ini masih minim ter-ekspos. Sehingga para pengurus Pokdarwis yang turut dibantu oleh sekdes mulai menggali potensi kopi setempat. Terlebih akses menuju Gunung Beser cukup dekat dari jalan raya leksono yang hanya membutuhkan waktu sekitar 25 menit dari jalan raya dengan menggunakan kendaraan. “Saat ini pengelolanya dari para pemuda ada sekitar 20an orang. Semoga setelah dibuka secara resmi bisa mengangkat perekonomian warga setempat. Kami juga ingin menyuguhkan produk khas, termasuk souvenir yang diawal ini sudah ada seperti gantungan kunci beserta stiker yang diproduksi pemuda. Semoga nanti juga ada kopi lokal,” pungkas pria yang akrab disapa Feri itu. (Ard)
0 komentar:
Posting Komentar