Putuk Lesung, Dari jalan utama Surabaya – Malang, ada SMAN 1 Purwosari di sebelah kanan jalan, lalu masuk ke dusun Tambak Watu kurang lebih 7 kilometer yang dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan bermotor. Sesampainya di pos, kamu harus lapor ke Pos Perijinan Pendakian terlebih dahulu untuk mengisi buku tamu dan membayar tiket sebesar Rp 10.000/orang dan menyerahkan kartu tanda pengenal pada petugas. kamu juga bisa menitipkan motor kamu, Rp 5.000/motor/hari. Disini juga kamu bisa membeli aksesoris berupa gantungan kunci dan stiker untuk oleh- oleh.
Dari pos perijinan ke pos 1 atau lebih dikenal dengan nama Goa Antaboga sekitar 1,5 jam dengan ditandai dengan gerbang bertulis Goa antaboga atau patung naga dengan trek yang landai sedikit menanjak. Disini ada Musholla yang bisa kamu gunakan untuk sholat, toilet yang berada di Sendang Dewi Kunthi, juga stok air yang melimpah sehingga bisa kamu gunakan untuk mengisi botol-botol yang kosong, mengingat menuju pos selanjutnya sekitar 3 jam. Air di Sendang Dewi Kunthi dipercaya dapat membuat orang awet muda jika digunakan untuk mencuci muka atau mandi, ada beberapa orang yang melakukan ritual dan asap dari kemenyan bakar masih memenuhi udara di tempat ini.
Selanjutnya menempuh 1 jam perjalanan sampai di pos 2 atau yang disebut pos Tampuwono. Di pos kamu bisa bersantai dan memesan kopi, karena ada warung kiri jalan yang menjual berbagai macam makanan dan perbekalan untuk ritual, karena sebenarnya di jalur ini merupakan jalur untuk spiritual ataupun ritual kejawen. Dari pos 2 ini apabila akan ke putuk lesung kamu mengambil arah kanan, dan apabila akan ke pendakian Arjuno ambil lurus. Para Pendaki biasanya menggunakan pos 2 ini sebagai shelter, terutama mereka yang mau naik ke Arjuno karena di pos 2 di sediakan cukup banyak space untuk beristirahat tanpa membongkar isi tas kamu.
Jalur ini bisa dibilang jalur wisata sejarah, dikarenakan banyak sekali situs-situs purbakala disepanjang jalur pendakian ini. Banyak juga yang melakukan ritual-ritual kejawen di sepanjang jalur ini, jadi jangan heran ya jika kamu melakukan perjalanan lewat jalur ini banyak ditemukan dupa, kembang, maupun orang yang sedang semedi. Cukup hormati dan tidak mengganggu sambil berlalu dan jangan sekali-kali mempunyai pikiran yang buruk atau berkata-kata buruk dalam hati.
Dari pos 2, lanjut perjalanan ke Putuk Lesung sekitar 30 menit, dengan mengambil jalur kanan searah dengan Air Terjun Gumandar. Jalur ini adalah jalur yang tersulit karena hutan penghubung ke Putuk Lesung ini sebenarnya tak terlalu panjang, namun kesan mencekamnya yang membuat melewatinya terasa lama. Vegetasinya rapat, lembab dan berlumut. Dipenuhi jalar, ranting yang lapuk dan beberapa tebing yang agak gelap khas hutan hujan. apalagi jika kamu memilih mendaki di malam hari, jadi hati-hati karena jalannya yang terkesan angker.
Sesampainya di Putuk Lesung, kamu bisa mencari tempat yang kosong untuk mendirikan tenda, biasanya banyak pendaki sedang berkumpul, baik yang bercerita, bernyanyi atau menghangatkan badan di sekeliling api unggun sambil menikmati dinginnya putuk lesung. Terdapat musholla yang juga berfungsi sebagai shelter bagi para pendaki, serta toilet, sayang waktu itu sumber air yang biasanya melimpah, sedang kering, namun ada sumber air yang tidak jauh dari shelter putuk lesung yang kira-kira berjarak 10 menit.
Menjelang subuh, kamu bisa menikmati udara yang mulai menghangat dan mulai menikmati cahaya indah di ufuk timur. Lukisan alam yang luar biasa. Gagahnya Gunung Arjuno di sebelah kanan menyatu dengan cahaya pagi. Keindahan panorama puncaknya dengan vegetasi yang didominasi oleh tumbuhan ilalang mampu menambah cantiknya pemandangan. Pada waktu-waktu seperti ini banyak pendaki yang mengabadikan momen tersebut sampai hari terang.
Oh iya, Putuk Lesung terletak disebelah utara musholla, kamu akan melaluinya jika ingin ke toliet atau mengambil air. Situs yang berbahan dasar batu andesit dan berbentuk mirip perahu ini posisinya menghadap arah Utara Selatan atau kearah puncak Gunung Arjuna. Arah hadap seperti ini biasa kita temukan pada kebudayaan megalitikum, dan batu berbentuk lesung ini sebenarnya adalah sebuah sarkofagus.
Setelah puas menikmati kemolekan putuk lesung, kamu bisa pulang dengan melewati jalur yang sama, tapi warung yang di pos 2 tutup di siang hari. sedangkan di pos 1, jika cuaca mendukung, banyak pendaki yang hammocking di pelataran depan patung Naga antaboga. Disini juga terkadang ada ibu-ibu yang menjajakan gorengannya. jika kamu perhatikan, banyak juga yang mendirikan tenda dan bercengkrama dengan teman dan sahabat menikmati udara yang segar di rimbunnya pohon pinus.
berikut tentang foto teman saya yang udah ke gunung putuk lesung
berikut tentang foto teman saya yang udah ke gunung putuk lesung
berikut tentang vidio teman saya yang udah ke gunung putuk lesung...😎💕
0 komentar:
Posting Komentar